Pencarian

Minggu, 17 April 2016

Bagai Mendapat Durian Runtuh

Bagai Tertimpa Durian Runtuh

Pepatah atau peribahasa diatas merupaka yang umum kita ucapkan atau sebutkan (kecuali anda bisu) kepada seseorang yang mendapat rezeki besar tanpa perlu banyak usaha. Ucapan itu kita ucapkan kepada teman, saudara, sepupu, tante, paman, kakek, nenek, ibu, ayah, atau siapapun yang mendapat rezeki banyak tanpa perlu banyak usaha, termasuk kepada diri sendiri.
Tapi, mengapa durian runtuh yang dipakai untuk menggambarkan sebuah rezeki. Apakah anda yakin ingin tertimpa durian?
Seperti yang kita tahu kalau durian itu adalah buah yang memiliki kulit yang keras, berduri dan tajam. Kalau kita tertimpa durian runtuh, apakah itu termasuk mendapat rezeki? Bukannya mendapat rezeki, malah anda harus membayar biaya berobat ke rumah sakit. Bahkan bisa membuat anda mati. Jika anda mati atau sakit memangnya termasuk rezeki? Kalau anda matipun harus membayar tukang gali kubur, kain kafan, dan biaya kuburan.
Lagipula mengapa kita harus mengibaratkan sesuatu yang buruk dan rumit dengan kebaikan. Mengapa kita tidak memakai kata-kata yang simpel saja.  Lagipula, rezeki yang tiba-tiba itu belum tentu halal.
Maka dari itu, pepatah tersebut harus disempurnakan menjadi papetah.
Papetahnya adalah : Bagai Mendapat Rezeki yang Halal